top of page

Meren, Lembah Danau-Danau

Ada semacam "anekdot" oleh rekan-rekan pencinta alam atau pendaki gunung di Papua bagi saya, "Kuncen Meren"...........minta ijin dulu ke Simon kalau mau buang air kecil, atau kentut di Meren. Hal ini memang menjadi semacam sindiran bagi saya karena saya lah seseorang diantara mereka yang tidak pernah bosan-bosannya ke Meren, bahkan sendirian pun bila ada kesempatan dan kesehatan saya mengulang lagi proses kedekatan saya dengan danau-danau yang ada di sepanjang lembah ini. Dan setiap kunjungan saya ke lembah ini, Meren selalu setia menyajikan alamnya dalam bentuk dan komposisi atmosfir yang unik dan berbeda. Itu lah yang mendorong saya untuk tidak pernah berhenti mendekati Meren.

Bila menuju Cartstensz, Yellow Valley, Ngapulu Glacier dan beberapa puncak lainnya yang sering menjadi tujuan pendakian dari arah selatan Papua, di Pegunungan Tengah, yang disebut juga Pegunungan Sudirman atau Nassau Range, maka lembah Meren atau disebut juga Lembah Danau-Danau adalah area perlintasan yang seharusnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebagaimana namanya, Meren memang terdiri dari banyak danau-danau diantara baris-baris cuatan limestone tua akibat tumbukan lempeng bumi zaman dulu kala, yang terbagi dan dipisahkan oleh sebuah celah sempit yang disebut Pintu Angin, menjadi Lower Meren dan Upper Meren.

Terletak pada elevasi kisaran 3900 - 4400 meter di atas permukaan laut, Meren adalah perwakilan iklim sub-tropis alpind tundra dari bumi Kpistiwa Nusantara ini. Dengan rentang suhu 9 - 16 derajat Celcius, curah hujan yang tinggi diselingi pancaran sinar matahari yang bervariasi cerah, kabut dan embun, Meren pantas untuk mendapatkan perhatian akan keunikan yang disajikan alamnya. Tumbuh-tumbuhan perdu, kecil dan memiliki batang dan daun yang kokoh khas sub-tropis alpind tundra, begitu juga jenis-jenis ganggang yang hidup di dasar danau-danaunya menyajikan warna-warna khas alami di lembah Meren. Permukaan tebing-tebing limestones tua itu pun akan menyajikan warna-warna yang unik memantulkan cahaya matahari atau akan gelap dan kelam bila tersiram air hujan.

Danau-danau di Meren adalah danau yang terbentuk akibat genangan dari air hujan yang hanya memiliki aliran yang bersifat lokal atau menyerap ke dalam tanah. Dengan begitu, volume air dan komposisi yang terbentuk dari penampakan danau-danau tersebut akan cenderung berubah seiring dengan perubahan cuaca.

Meren dengan semua keunikan dan keindahan yang disajikannya sangat sesuai untuk sebuah perjalanan ringan melepaskan kejenuhan rutinitas, berolahraga, dan sekaligus untuk melihat langsung fenomena-fenomena alam berbeda dari yang umumnya berlaku di belahan bumi Nusantara lainnya.

Selamat menikmati sajian akan Meren dalam segala rupa dan karakternya dengan foto-foto di bawah ini.

Salam.......

Kabut pagi menyambut di Lembah Meren......

Dari ketinggian mengabadikan Ketel Lake dan Blue Lake di Lower Meren, 3900m ASL

Blue Lake di Lower Meren dari Pintu Angin......

Cuatan "limestone purba" yang mengapit Meren ......

Sebuah ketenangan ala Meren di Ketel Lake - Lower Meren

Ketel Lake di Lower Meren pada elevasi 3900m ASL.

Blue Lake di Lower Meren dengan vegetasi algae-nya.....

Sub-tropik Alpind Tundra khas Meren.....

Warna-warna alami yang terbentuk oleh danau glasial dan cuatan limestone purba di Meren.....

Meren adalah rumah bagi vegetasi Sub-tropik Alpind Tundra di Nusantara.

Harrers Lake di Upper Meren pada elevasi 4300m ASL

Lower Muddy Lake di Upper Meren pada elevasi 4400m ASL

Base Camp Lake di Upper Meren pada elevasi 4400m ASL


Recent Posts
Archive
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page